DAERAH, SULENGKA.ID – Pemuda Kabupaten Bulukumba menegaskan bahwa kebijakan relokasi pedagang Pasar Cekkeng di Kasuara ke Pasar Sentral, merupakan langkah strategis jangka panjang untuk membangun pemerataan ekonomi dan peningkatan daya saing pedagang lokal.
Syam Prakoso: Pasar Sentral Masa Depan Pedagang
Hal itu ditegaskan oleh Syam Prakoso, anggota Bidang Kepemudaan dan Olahraga DPD KNPI Kabupaten Bulukumba itu mewakili pandangan pemerintah dalam menyikapi polemik relokasi yang kini tengah menuai penolakan.
“Pasar Sentral adalah masa depan bagi pedagang. Relokasi ini bukan sekadar memindahkan lokasi, tapi membangun cara pikir dan masa depan ekonomi Bulukumba,” ujar Syam, Senin (7/7/2025).
Menurutnya, bangunan modern dan fasilitas lengkap yang dimiliki Pasar Sentral akan menciptakan kenyamanan baru bagi pengunjung dan pedagang.
Ia mengakui bahwa pada awalnya lokasi terlihat sepi, namun jika para pedagang kompak dan kreatif, kawasan tersebut akan tumbuh menjadi pusat ekonomi baru.
“Lihat saja Pantai Merpati. Dahulu banyak yang meragukan, sekarang justru jadi rebutan. Pasar Sentral juga punya potensi serupa jika didukung bersama,” tambah Syam.
Syam menilai, kondisi di Pasar Cekkeng selama ini memunculkan ketimpangan. Pedagang yang memiliki lokasi strategis menguasai penghasilan, sementara lainnya sulit berkembang. Dengan relokasi, pemerataan penghasilan dinilai lebih mungkin terwujud.
“Kebijakan ini bukan lahir dari ego atau keputusan sesaat. Ini hasil kajian dan analisis untuk puluhan tahun ke depan,” tegasnya.
Ia juga mengimbau pedagang tidak terprovokasi oleh desakan pihak luar yang memperkeruh situasi.
Pedagang Protes, Kota Lumpuh Akibat Blokade Jalan
Namun di sisi lain, kebijakan relokasi itu memicu aksi penolakan besar-besaran dari pedagang Pasar Cekkeng. Ratusan pedagang yang tergabung dalam Aliansi Pedagang Cekkeng (APACE) turun ke jalan dan memblokir simpang empat Teko sejak pukul 07.00 Wita, Senin pagi.
Aksi ini menyebabkan arus lalu lintas di jalur poros provinsi lumpuh total dari empat arah. Para pedagang menyuarakan kekecewaan atas relokasi yang dianggap tidak realistis secara ekonomi.
“Jangan pindahkan kami ke pasar yang sepi itu!” teriak salah satu massa unjuk rasa.
Mereka menilai Pasar Sentral masih belum prospektif dan tak mampu menampung dinamika ekonomi pedagang kecil seperti yang sudah terbentuk di Pasar Cekkeng.
Polisi Urai Kemacetan, Aksi Berlangsung Kondusif
Kepolisian Resor Bulukumba bersama jajaran Polsek Ujung Bulu dan Polsek Gantarang bergerak cepat untuk menangani kemacetan dan menjaga ketertiban selama aksi berlangsung. Ratusan personel diturunkan di bawah pimpinan Kabag Ops AKP Andi Akbar Munir dan Kapolsek Gantarang Kompol Abdul Kadir.
Kapolres Bulukumba, AKBP Restu Wijayanto, melalui Kasi Humas AKP H. Marala menyatakan bahwa pendekatan humanis menjadi prioritas dalam pengamanan aksi.
“Kami hadir untuk mengawal aksi agar tetap kondusif. Personel langsung mengatur lalu lintas dan mengalihkan arus demi mengurai kemacetan,” jelas AKP Marala.
Usai dilakukan negosiasi, massa membuka blokade jalan pada pukul 11:21 Wita. Aksi dilanjutkan ke Kantor DPRD Bulukumba dan berakhir damai setelah perwakilan dewan menerima aspirasi mereka. ***

