SULENGKA.ID, ANIME — Bartholomew Kuma bukan sekadar karakter pendukung dalam kisah besar One Piece. Dalam perkembangan terbaru manga karya Eiichiro Oda, Kuma justru menjelma menjadi salah satu figur paling emosional dan kompleks yang pernah muncul dalam semesta bajak laut ini. Di balik tubuh cyborg-nya yang dingin dan diam, tersembunyi kisah pengorbanan, ketidakadilan, dan cinta mendalam seorang ayah.
Dalam beberapa bab terbaru (khususnya chapter 1095–1102), Oda akhirnya membuka tabir masa lalu Kuma. Fakta-fakta yang terungkap bukan hanya memperkaya kisah utama, tetapi juga mengaduk perasaan para penggemar setia yang telah mengikuti perjalanan panjang serial ini.
Asal-Usul Kuma: Bangsa Buccaneer yang Terkutuk
Kuma ternyata bukan manusia biasa. Ia berasal dari ras Buccaneer, sebuah keturunan yang dikenal memiliki kekuatan fisik luar biasa. Namun, fakta bahwa mereka adalah ras istimewa membuat mereka justru dikutuk oleh sejarah: dianggap sebagai ancaman dan diperlakukan sebagai budak oleh Pemerintah Dunia.
Sejak usia dini, Kuma menyaksikan ayahnya dipukuli hingga mati hanya karena menyanyikan lagu tentang “Nika”, sang dewa pembebas. Sejak saat itu, Kuma hidup dalam penindasan. Ia kehilangan kebebasannya bahkan sebelum memahami arti kata itu.
Terseret dalam Insiden God Valley
Pada masa kecilnya, Kuma terjebak dalam tragedi besar yang dikenal sebagai Insiden God Valley. Tempat ini menjadi ajang pertarungan legendaris antara Bajak Laut Rocks dan aliansi Gol D. Roger, Monkey D. Garp. Dalam kekacauan itu, Kuma berhasil melarikan diri bersama Ivankov dan Jinny, dua tokoh revolusioner lainnya.
Pengalaman ini yang membentuk prinsip hidupnya: bahwa dunia ini dipenuhi ketidakadilan, dan seseorang harus berani berdiri melawan jika ingin melihat perubahan.
Cinta Tak Bersyarat untuk Bonney
Salah satu pengungkapan paling menyayat hati adalah bahwa Jewelry Bonney adalah anak kandung Kuma. Ia mencintai Bonney lebih dari apa pun di dunia ini. Ketika Bonney didiagnosis mengidap penyakit langka yang hanya bisa disembuhkan di Pulau Egghead, Kuma tidak ragu untuk menjalin perjanjian dengan Dr. Vegapunk dan Pemerintah Dunia.
Sebagai syarat untuk menyelamatkan putrinya, Kuma bersedia menjalani transformasi menjadi manusia cyborg. Ia secara bertahap kehilangan tubuh, emosi, hingga kesadarannya. Namun, sebelum semuanya hilang, Kuma meminta Vegapunk untuk menyimpan ingatannya dalam bentuk “gelembung kenangan” agar suatu hari Bonney bisa mengetahui kebenaran.
Momen terakhir sebelum ingatannya dihapus adalah ucapan ulang tahun penuh haru:
“Selamat ulang tahun yang ke-10, Bonney…”
Kata-kata sederhana ini meninggalkan bekas mendalam bagi para pembaca bukti nyata bahwa cinta seorang ayah bisa melampaui batas logika dan kemanusiaan.
Bekerja untuk Pemerintah Dunia, tapi Demi Revolusi
Kuma dikenal publik sebagai salah satu Shichibukai dan bahkan menjadi senjata manusia “Pacifista” milik Pemerintah Dunia. Namun, ini semua adalah pengorbanan terencana. Ia setuju menjadi alat mereka agar bisa menyusup dan membantu Pasukan Revolusi dari dalam.
Salah satu aksi heroik terbesarnya adalah ketika dia melindungi kapal Thousand Sunny sendirian selama dua tahun penuh saat Luffy dan kru-nya berlatih terpisah. Ia melakukannya tanpa pamrih, bahkan saat kesadarannya mulai menghilang.
Kuma juga percaya bahwa Monkey D. Luffy adalah “harapan terakhir dunia”, meski merasa bahwa Luffy muncul ke dunia terlalu cepat. Keyakinan ini memperkuat posisinya sebagai pionir diam-diam dalam perjuangan melawan penindasan global.
Tragedi Terbesar: Menjadi Mesin yang Tak Lagi Manusia
Transformasi Kuma menjadi cyborg bukan hanya perubahan fisik. Ia kehilangan jati dirinya sebagai manusia. Dalam prosesnya, ia harus menghapus semua kenangan tentang anaknya, tentang penderitaan, dan tentang cinta. Namun berkat Vegapunk, gelembung kenangan itu tetap disimpan menjadi saksi bisu dari siapa Kuma sebenarnya.
Kini Bonney telah menyaksikan ingatan tersebut. Ia akhirnya memahami alasan ayahnya “menghilang” dan menjadi senjata Pemerintah Dunia. Momen ini, yang digambarkan dalam chapter terbaru, menjadi salah satu titik klimaks emosional terbesar dalam sejarah One Piece.
Kuma, Pahlawan Tanpa Nama
Bartholomew Kuma bukanlah pahlawan yang dielu-elukan. Ia tidak berdiri di garis depan, tidak mengumumkan perjuangannya, dan tidak pernah menuntut keadilan untuk dirinya sendiri. Namun, justru karena itulah ia disebut sebagai “pahlawan sejati” dalam dunia One Piece.
Pengorbanannya menjadi budak, senjata, dan akhirnya sosok tanpa identitas ia lakukan bukan untuk kejayaan, tapi untuk cinta. Cinta kepada anaknya, cinta kepada kebebasan, dan cinta kepada masa depan yang lebih adil.
Dalam dunia yang penuh karakter flamboyan dan ambisius, sosok Bartholomew Kuma berdiri diam namun kuat. Dan dalam diamnya, ia telah mengguncang dunia.
Editor’s Note:
Perkembangan kisah Kuma masih berlanjut di arc Egghead saat ini. Eiichiro Oda menyajikan kisah karakter ini dengan narasi emosional yang mendalam, membuat para penggemar menyadari bahwa One Piece tidak hanya soal petualangan dan bajak laut, tapi juga tentang manusia, penderitaan, dan harapan.

